Kamis, 16 Mei 2013


Kiat sukses menjadi konselor efektif masa depan

Bimbingan dan Konseling Perkembangan

developmental guidance and counseling is  An integral part of each school’s total education program, in order to preserve the academic day,..to facilities instruction by removing impredimentas to students learning.

 Bimbingan konseling perkembangan yaitu proses bantuan terhadap individu peserta didik secara komprehensif dan bersifat proaktif dalam memfasilitasi konseli untuk mengembangkan potensinya secara efektif untuk tercapainya perkembangan yang optimal sehingga dapat tercapai individu yang sehat secara mental.
Perbedaan antara bimbingan konseling konvensional dengan BK pekembangan terdapat pada layanan dan prinsip yang mengembangkan secara menyeluruh dan kolektif dan tidak bersifat kasuistis dan secara passif akan tetapi pelayanan proaktif secara menyeluruh dengan asumsi bahwa individu mempunyai keunikan dan cenderung untuk berkembang. Sehingga layanan bimbingan konseling perkembangan merupakan layanan dasar yang resposif dan proaktif dalam tujuannya mengembangkan dan mendorong individu untuk berkembang secara optimal dan produktif.
Asumsi konvensional mengenai bimbingan konseling bahwa bimbingan konseling disekolah merupakan layanan yang diperlukan ketika permasalahan telah muncul atau bersifat kuratif, atau bahkan banyak beranggapan bahwa guru bimbingan dan konseling disekolah merupakan polisi sekolah atau alat untuk menghukum perserta didik ketika membuat masalah. Maka dari itu, bimbingan dan konseling perkembangan ini mengubah paradigm akan bimbingan konseling atau mengkoreksi gaya layanan bimbingan konseling yang konvensional yang bersifat kuratif menjadi layanan yang bersifat responsive dan ditujukan oleh semua dengan mempertimbangkan keunikan dan dasar dari individu, dan mengembangkan potensi individu secara menyeluruh yang selaras dengan tugas pekembangan serta penyesuaian terhadap lingkungannya.

Yang menjadi focus dari bimbingan dan konseling perkembangan yaitu bertitik tolak kepada potensi manusia. Bimbingan dan konseling perkembangan sangat mempertimbangkan kompleksitas elemen kehidupan yang meliputi potensi biologis, psikologis, kognitif, relationship dan potensi lainnya yang dimiliki oleh manusia yang sangat unik atau beragam yang berbeda dengan yang lainnya. Bimbingan konseling perkembangan merespon semua kebutuhan yang dibutuhkan oleh semua peserta didik dengan pertimbangan semua peserta didik cenderung untuk berkembang, maka dalam hal inilah bimbingan konseling berperan untuk memfasilitasi semua peserta didik untuk mengoptimalkan perkembangannya. Tujuan dari bimbingan dan konseling perkembangan mengarahkan individu untuk menerima dirinya sendiri, mengerti dirinya sendiri, mengembangkan dirinya sendiri.

Kerangka Pikir dan Kerja BK Perkembangan
Untuk membantu para Guru BK (Konselor) mudah memahami kedudukan, prosedur, dan strategi pengelolaan Bimbingan dan Konseling Perkembangan di sekolah; berikut ini dirumuskan kerangka piker dan kerangka kerjanya, sebagai berikut:
1. Layanan bimbingan dan konseling di sekolah sebagai bagian integral dari system pendidikan di sekolah tersebut, dilandasi oleh:
a. Hakikat dan Konsep bimbingan dan konseling yang dianut, yakni Bimbingan dan Konseling Perkembangan
b. Eksistensi bimbingan dan konsleing dalam sistem pendidikan nasional, sebagai dasar legal diselenggarakannya layanan bimbingan dan konseling di sekolah
c. Konselor professional, yakni orang yang bertanggung jawab dan berkompeten menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling. Keberadaan konselor ini sesuai dengan dasar hukumnya, yakni UUSPN No. 20/2003
d. Sistem manajemen sekolah yang mendukung program bimbingan dan konseling, sebagai bagian integral dari program di sekolah.
2. Keempat komponen (konsep BK, dasar legal, personal yang profesional, dan sistem manajemen) memperkokoh keberadaan dan identitas bimbingan dan konseling sekolah.
3. Bimbingan dan konseling di sekolah perlu memperhatikan:
a. Dinamika dan harapan stakeholder
b. Visi, misi, tujuan, dan program sekolah
c. Kondisi obyektif sekolah
4. Untuk memahami ketiga variable pada butir (3) perlu dilakukan asesmen lingkungan dan siswa, dan pemahaman visi, misi, dan program sekolah. Asesmen dan pemahaman ini akan melahirkan:
a. Kebutuhan, harapan, dan kondisi lingkungan
b. Harapan sekolah
c. Kebutuhan dan perkembangan siswa
5. Kebutuhan akan layanan bimbingan dan konseling, dirumuskan dengan mensinergikan ketiga kebutuhan di atas (4a, b, c) yang tertuang dalam rumusan tugas-tugas perkembangan (kompetensi) siswa. Rumusan tugas perkembangan ini merupakan perilaku ideal yang diharapkan dicapai siswa melalui proses layanan bimbingan dan konsleing. Rumusan akan tugas-tugas perkembangan ini akan sangat baik jika disajikan dalam tataran perkembangan yang sekaligus merupakan tataran tujuan bimbingan dan konseling. Tataran tujuan ini, adalah:
a. Penyadaran,yaitu tujuan yang terfokus pada membantu siswa mengenal dan memahami perilaku.
b. Akomodasi, yaitu tujuan yang terfokus pada proses memfasilitasi siswa menjadi perilaku (baru) sebagai tujuan atau milik dirinya.
c. Tindakan, yaitu tujuan yang terfokus pada proses memfasilitasi siswa mewujudkan perilaku dalam tindakan nyata.
6. Berdasarkan kebutuhan (tugas-tugas perkembangan/kompetensi) dan tataran tujuan yang dirumuskan, program bimbingan dan konseling dapat dikembangkan ke dalam empat komponen, yaitu:
a. Layanan Dasar Bimbingan, sebagai “kurikulum” bimbingan dan konsleing. Pada dasaranya komponen ini adalah tugas-tugas perkembangan ideal yang diharapkan dicapai/dikuasai oleh siswa. Berlaku untuk seluruh siswa dan berorientasi jangka panjang.
b. Layanan Responsif, yakni program yang difokuskan pada pemecahan masalah saat ini, bersifat segera, untuk kelompok atau individu tertentu.
c. Layanan Perencanaan Individual, yakni program yang difokuskan untuk memfasilitasi individu siswa dalam merencanakan pengembangan diri (pendidikan, karir, pribadi, sosial). Strategi intervensi bisa dalam kelompok kecil dan individual. Yang dikehendaki informasi spesifik tentang individu baik yang berkenaan dengan dirinya maupun rencana dan peluang yang mungkin dihadapinya.
d. Dukungan sistem, yang berkenaan dengan dukungan manajerial secara umum dan sistem manajemen bimbingan dan konseling.
7. Setiap komponen program-program di atas dilaksanakan dengan menggunakan strategi dan teknik tertentu. Para Guru BK (Konsleor) sekolah diharapkan menguasai dengan baik dan cermat berbagai strategi dan teknik pelaksanaan program. Salah satu teknik yang biasa berlaku bagi semua siwa dan diselenggarakan dalam bentuk tatap muka pertemuan kelas adalah b
Untuk membantu para Guru BK (Konselor) mudah memahami kedudukan, prosedur, dan strategi pengelolaan Bimbingan dan Konseling Perkembangan di sekolah; berikut ini dirumuskan kerangka piker dan kerangka kerjanya, sebagai berikut:
1. Layanan bimbingan dan konseling di sekolah sebagai bagian integral dari system pendidikan di sekolah tersebut, dilandasi oleh:
a. Hakikat dan Konsep bimbingan dan konseling yang dianut, yakni Bimbingan dan Konseling Perkembangan
b. Eksistensi bimbingan dan konsleing dalam sistem pendidikan nasional, sebagai dasar legal diselenggarakannya layanan bimbingan dan konseling di sekolah
c. Konselor professional, yakni orang yang bertanggung jawab dan berkompeten menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling. Keberadaan konselor ini sesuai dengan dasar hukumnya, yakni UUSPN No. 20/2003
d. Sistem manajemen sekolah yang mendukung program bimbingan dan konseling, sebagai bagian integral dari program di sekolah.
2. Keempat komponen (konsep BK, dasar legal, personal yang profesional, dan sistem manajemen) memperkokoh keberadaan dan identitas bimbingan dan konseling sekolah.
3. Bimbingan dan konseling di sekolah perlu memperhatikan:
a. Dinamika dan harapan stakeholder
b. Visi, misi, tujuan, dan program sekolah
c. Kondisi obyektif sekolah
4. Untuk memahami ketiga variable pada butir (3) perlu dilakukan asesmen lingkungan dan siswa, dan pemahaman visi, misi, dan program sekolah. Asesmen dan pemahaman ini akan melahirkan:
a. Kebutuhan, harapan, dan kondisi lingkungan
b. Harapan sekolah
c. Kebutuhan dan perkembangan siswa
5. Kebutuhan akan layanan bimbingan dan konseling, dirumuskan dengan mensinergikan ketiga kebutuhan di atas (4a, b, c) yang tertuang dalam rumusan tugas-tugas perkembangan (kompetensi) siswa. Rumusan tugas perkembangan ini merupakan perilaku ideal yang diharapkan dicapai siswa melalui proses layanan bimbingan dan konsleing. Rumusan akan tugas-tugas perkembangan ini akan sangat baik jika disajikan dalam tataran perkembangan yang sekaligus merupakan tataran tujuan bimbingan dan konseling. Tataran tujuan ini, adalah:
a. Penyadaran,yaitu tujuan yang terfokus pada membantu siswa mengenal dan memahami perilaku.
b. Akomodasi, yaitu tujuan yang terfokus pada proses memfasilitasi siswa menjadi perilaku (baru) sebagai tujuan atau milik dirinya.
c. Tindakan, yaitu tujuan yang terfokus pada proses memfasilitasi siswa mewujudkan perilaku dalam tindakan nyata.
6. Berdasarkan kebutuhan (tugas-tugas perkembangan/kompetensi) dan tataran tujuan yang dirumuskan, program bimbingan dan konseling dapat dikembangkan ke dalam empat komponen, yaitu:
a. Layanan Dasar Bimbingan, sebagai “kurikulum” bimbingan dan konsleing. Pada dasaranya komponen ini adalah tugas-tugas perkembangan ideal yang diharapkan dicapai/dikuasai oleh siswa. Berlaku untuk seluruh siswa dan berorientasi jangka panjang.
b. Layanan Responsif, yakni program yang difokuskan pada pemecahan masalah saat ini, bersifat segera, untuk kelompok atau individu tertentu.
c. Layanan Perencanaan Individual, yakni program yang difokuskan untuk memfasilitasi individu siswa dalam merencanakan pengembangan diri (pendidikan, karir, pribadi, sosial). Strategi intervensi bisa dalam kelompok kecil dan individual. Yang dikehendaki informasi spesifik tentang individu baik yang berkenaan dengan dirinya maupun rencana dan peluang yang mungkin dihadapinya.
d. Dukungan sistem, yang berkenaan dengan dukungan manajerial secara umum dan sistem manajemen bimbingan dan konseling.
7. Setiap komponen program-program di atas dilaksanakan dengan menggunakan strategi dan teknik tertentu. Para Guru BK (Konsleor) sekolah diharapkan menguasai dengan baik dan cermat berbagai strategi dan teknik pelaksanaan program. Salah satu teknik yang biasa berlaku bagi semua siwa dan diselenggarakan dalam bentuk tatap muka pertemuan kelas adalah bimbingan klasikal. Untuk teknik ini, Guru BK (Konselor) selayaknya merancang dan mengembangkan Satuan Layanan Bimbingan dan Konseling yang diturunkan dari tugas-tugas perkembangan siswa sebagai “kurikulum” bimbingan dan konseling.
8. Evaluasi dan akuntabilitas menjadi hal yang cukup penting dalam aspek manajeman bimbingan dan konseling. Evaluasi dilakukan terhadap perkembangan siswa melalui berbagai teknik yang relevan; dan akuntabilitas ditampilkan dalam laporan keterlaksanaan program dan pencapaian tujuan bimbingan dan konseling, serta kinerja konselor dalam menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling (Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama & ABKIN, 2004).

Definisi Bimbingan dan Konseling Perkembangan
Bimbingan adalah proses pemberian bantuan terhadap semua individu yang berkaitan dengan pengembangan ketrampilan, pengetahuan, dan sikap dalam bidang pribadi-sosial, akademik, dan karir yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas-tugas perkembangan mereka.
Konsep bimbingan dan konseling perkembangan mengandung implikasi bahwa target layanannya menjadi tidak sebatas individu saja, melainkan akan tertuju kepada semua individu dalam berbagai kehidupan di dalam masyarakat. Perkembangan yang sehat atau optimal dalam pengembangan perilaku efektif harus terjadi pada setiap diri individu dalam berbagai tatanan lingkungan. Dengan demikian bimbingan dan konseling menjadi terarah kepada upaya membantu indvidu untuk lebih menyadari dirinya dan cara-cara ia merespon lingkungannya, mengembangkan kebermaknaan pribadi dalam perilakunya dan mengembangkan serta mengklasifikasi perangkat tujuan dan nilai-nilai perilaku pada masa yang akan datang. Strategi layanan bimbingan dan konseling menjadi terarah kepada upaya menata dan menciptakan ekologi perkembangan atau lingkungan belajar yang memfasilitasi perkembangan individu.
Bimbingan dan konseling perkembangan didasarkan pada beberapa asumsi diantaranya ;
1.Watak dasar manusia mendorong individu ke arah perkembangan diri secara positif dan berurutan
2. Konseli bukanlah individu yang sakit
3. Konseling dipusatkan pada situasi saat ini dan yang akan dating
4. Konseli bukanlah pasien
5. Konselor/guru BK bukanlah individu yang netral/bebas nilai-nilai
6. Konseli adalah individu yang unik untuk mengembangakan identitas dirinya
dan mengintegrasikannya kedalam gaya hidupnya

Tujuan Bimbingan dan Konseling Perkembangan
1.Membantu individu untuk mencapai perkembangan optimal sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, kemampuan, bakat, minat, dan cita-citanya..
2.Mengenal lingkungan dirinya yang meliputi lingkungan pendidikan, pekerjaan, sosial kemasyarakatan, dan alam.
3.Membuat keputusan dan pilihan secara realistis.
4.Merumuskan rencana pribadinya yang berkaitan dengan rencana pendidikan, karir, dan rencana kehidupan lainnya
5.Mewujudkan potensi dan mengembangkan minat dan cita-citanya.
6.Membantu individu agar dapat mencapai tugas-tugas perkembangannya yang meliputi aspek pribadi-sosial, akademik, dan karir sebagai berikut (Pedoman Asosiasi Bimbingan Konseling Indonesia, 2007).

Topik-topik dalam pelayanan dasar bimbingan ;
1. Tugas Perkembangan diri sebagai individu yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa meliputi topik-topik ;
-memahami secara lebih luas dan mendalam, meyakini dan menjalankan kaidah-kaidah agama yang dianutnya (bimb. Pribadi)
-memahami, menjalankan, hubungan sosial berdasarkan kaidah-kaidah agama yang dianut (Bimbingan sosial)
-memahami dan mewujudkan kegiatan-kegiatan belajar sesuai dengan kaidah-kaidah ajaran agama (Bimbingan belajar)
-memahami dan menjalankan kaidah-kaidah agama dalam pengarahan diri untuk pengembangan karir
2. Tugas Perkembangan ; mempersiapkan diri, menerima dan bersikap positif serta dinamis terhadap perubahan fisik dan psikis yang terjadi pada diri sendiri untuk kehidupan yang sehat, meliputi topik-topik ;
- memahami dan menerima perubahan fisik dan psikis yang terjadi pada diri sendiri (bimb. Pribadi)
-memahami dan menjalankan pola hidup sehat (bimb. Pribadi)
-memahami bahwa perubahan fisik dan psikis mempengaruhi hubungan sosial serta bersikap empati kepada orang lain yang sedang mengalami perubahan fisik dan psikis (bim. Sosial)
-memahami pengaruh perubahan fisik dan psikis terhadap kegiatan belajar serta mampu mengatasi kesulitan yang terjadi akibat perubahan fisik dan psikis dalam kegiatan belajar (bim. Belajar)
-memahami bahwa kondisi fisik dan psikis mempengaruhi pengembangan persiapan karir serta mengembangkan kondisi fisik dan psikis yang sehat untuk pengembangan karir (bimb. Karir)
-mencapai pola hubungan yang baik dengan teman sebaya dalam peranannya sebagai pria atau wanita
-memahami, menerima dan menjalankan peran pribadi dalam kelompok sebaya sebagai pria atau wanita (bimb. Pribadi)
-mampu menjalin hubungan sosial dengan teman sebaya sesaui perannya sebagai pria atau wanita (bim. Sosial)
-Mewujudkan pengaruh positif dan menghindari pengaruh yang negatif dari hubungan teman sebaya terhadap kegiatan belajar (bimb. Belajar)
-memanfaatkan hubungan teman sebaya dalam upaya pengembangan persiapan karir dan memahami bahwa pria dan wanita mempunyai kedudukan yang sama dalam bekerja dan mengembangkan karir
3. Tugas perkembangan ; memantapkan nilai dan cara bertingkah laku yang dapat diterima dalam kehidupan sosial yang lebih luas
- memahami dan menjalankan nilai dan cara bertingkah laku pribadi dalam kehidupan diluar kelompok sebaya (bimb. Pribadi)
-memahami dan mampu menerapkan nilai-nilai dan cara berperilaku sosial dalam kehidupan diluar kelompok sebaya (bimb. Sosial)
-memahami pengaruh hubungan dalam kehidupan sosial yang lebih luas terhadap kegiatan belajar serta mewujudkan pengaruh positif dan menghindari pengaruh negatif dari hubungan dalam kehidupan sosial yang lebih luas terhadap kegiatan belajar
4. Mengenal bakat, minat, serta arah kecenderungan karir dan apresiasi seni
- Memahami kemampuan, bakat dan minat yang dimiliki dan arah kecenderungan
karir sesuai dengan bakat dan minat (bimb. Pribadi).
-Mengenal aspek-aspek sosial terhadap kemampuan , bakat dan minat (bimb. Sosial)
- Memahami aspek-aspek sosial dalam pengembangan karir dan dalam apresiasi seni (bimb. Sosial)
-Memahami pengaruh positif kemampuan, bakat dan minat sendiri terhadap kegiatan belajar serta pengaruh positif apresiasi seni terhadap kegiatan belajar (bimb. Belajar)
-memahami pengaruh kemampuan, bakat dan minat terhadap karir (bimb. Karir)
-mampu mengarahkan kecenderungan karir sendiri sesuai dengan kemampuan, bakat dan minat (bim. Karir)
-mampu mengapresiasi berbagai jenis karir dalam bidang seni (bimb. Karir

Visi Bimbingan dan Konseling Perkembangan
Visi pelayanan bimbingan dan konseling perkembangan antara lain adalah sebagai berikut :
1.Bimbingan dan Konseling sebagai ilmu dan profesi harus mampu memberikan sumbangan bagi dunia Pendidikan Nasional dan kehidupan masyarakat pada umumnya. Visi BK tidak lagi dibatasi pada setting sekolah, melainkan menjangkau bidang di luar sekolah yang memberikan nuansa dan corak pada penyelenggaraan pendidikan yang lebih sensitif, antisipatif, proaktif dan responsif terhadap perkembangan peserta didik dan warga masyarakat.
2.Dari sudut pandang BK sebagai profesi bantuan (helping profesion) layanan Bimbingan dan Konseling seharusnya diabdikan bagi peningkatan harkat dan martabat kemanusiaan dengan cara memfasilitasi perkembangan individu atau kelompok individu sesuai dengan kekuatan, kemampuan potensial aktual, serta kelemahan dan hambatan serta kendala yang dihadapi dalam perkembangan dirinya. Pandangan terhadap manusia dari segi potensinya yang positif adalah sesuatu yang memberikan ciri pada Bimbingan dan Konseling dalam konteks pendidikan, dan membedakan dari perspektif medis/klinis yang cenderung melihat dari sudut patologi.
3.Bimbingan dan Konseling tidak lagi hanya dipelajari sebagai perangkat teknik, melainkan sebagai kerangka berpikir dan bertindak yang bernuansa kemanusiaan dan keindividuan. Nuansa dimaksud lebih tampak dalam masyarakat berbasis pengetahuan (knowledge based society) yang menempatkan orientasi kemanusiaan dan belajar sepanjang hayat sebagai sentral feature dari kehidupan masyarakat masa kini dan yang akan datang. Proses pendidikan tidak lagi sebagai proses parsial, melainkan merupakan proses holistik yang memadukan domain belajar, yang memadukan pendidikan umum dan kejuruan sebagai satu kontinum pengetahuan, nilai, kompetensi dan keterampilan. Dalam perspektif ini, Bimbingan dan Konseling memiliki peran membantu masyarakat kebutuhan belajar baru dan memberdayakan mereka dalam memperoleh keseimbangan hidup, belajar dan bekerja. Bimbingan dan Konseling menjadi proses sepanjang hayat (life long counseling) yang dapat diakses secara kelanjutan oleh seluruh lapisan masyarakat berorientasi holistik, mampu menyediakan layanan dalam rentang yang luas dan bervariasi, termasuk kelompok warwa masyarakat yang tak beruntung.
4.Pendekatan BK bergeser dari supply-side ke demand-side dengan melakukan upaya proaktif kepada masyarakat yang menjadi target layanan, menggunakan berbagai sumber dan teknologi informasi untuk memperkaya peran profesional, mengembangkan manajemen informasi dan jaringan kerja konselor serta memanfaatkan berbagai jalur dan setting layanan.
5.Profesi BK harus senantiasa terbuka untuk berkembang selaras dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni serta tuntutan lingkungan akademis dan profesional, sehingga mampu memberikan kontribusi yang signifikan bagi dunia pendidikan nasional dan kehidupan manusia pada umumnya.
Selain itu juga Visi BK Perkembangan antara lain :
    1. Terwujudnya kehidupan kemanusiaan yang membahagiakan melalui tersedianya pelayanan bantuan dalam pemberian dukungan perkembangan dan pengentasan masalah agar peserta didik berkembang secara optimal, mandiri dan bahagia.
    2. Mengembangkan potensi, kompetensi, atau tugas- tugas perkembangan peserta didik secara optimal, sehingga menjadi seorang pribadi manusia yang memiliki keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, ilmu pengetahuan dan teknologi, serta sikap dan kemampuan profesional yang pada gilirannya akan mampu menyukseskan pembangunan nasional dan bersaing dalam era global.
    3. Penyelenggaraan bimbingan dan konseling tidak lepas dari nilai-nilai yang terkandung dalam agama, falsafah negara, perundang-undangan, konsep-konsep bimbingan.
    4. Layanan bimbingan merupakan tugas bersama semua personel sesuai dengan kinerjanya masing-masing.
    5. Bimbingan dan konseling diorientasikan kepada pengembangan pribadi individu yang berkemampuan belaja dalam berinteraksi secara sehat dan benar dalam lingkungannya.

Misi Bimbingan dan Konseling Perkembangan
Pelayanan bimbingan dan konseling bertujuan untuk memberikan bantuan kepada individu untuk mengenal dan memahami diri dan lingkungan, mengarahkan diri, membuat alternatif pilihan dan mengambil keputusan dalam pemecahan masalah secara lebih tepat dalam rangka menuntaskan tugas-tugas perkembangan serta mewujudkan dirinya secara optimal. Layanan bimbingan dan konseling tidak hanya berurusan dengan perilaku salah suai atau bermasalah, juga tidak sekedar mencegah dasa perilaku bermasalah, melainkan mengembangkan aspek- aspek kepribadian secara menyeluruh.
Misi pelayanan bimbingan dan konseling perkembangan antara lain adalah sebagai berikut :
1.Misi edukatif, yaitu mendidik individu di dalam masyarakat dengan mengembangkan perilaku-perilaku efektif, baik perilaku jangka panjang, jangka pendek maupun keseharian.
2.Misi pengembangan, yaitu memfasilitasi perkembangan individu di dalam masyarakat ke arah perkembangan optimal melalui strategi dan pendekatanpsiko-paedagogis sebagai upaya pengembangan lingkungan, pengembangan individu dan/atau lingkungan belajar.
3.Misi Pengentasan Masalah, yaitu memfasilitasi pengentasan masalah peserta didik mengacu pada kehidupan efektif sehari-hari.

Program Bimbingan dan Konseling Perkembangan
Program bimbingan dan konseling perkembangan yang komprehensif terdiri atas beberapa elemen dan komponen yang harus disinergikan agar dapat mencapai tujuan yag ditetapkan secara efektif dan efisien. Untuk itu perlu dikelola secara sistematis melalui perencanaan, perancangan, pelaksanaan, dan evaluasi (Asosiasi Bimbingan Konseling Indonesia, 2007)
Program bimbingan dan konseling perkembangan antara lain :
    1. Perencanaan
Perencanaanprosedur dan keputusan yang membantu konselor/guru BK antara lain :
a.Mengidentifikasi visi dan misi serta tujuan sekolah, sarana dan prasarana pendukung program bimbingan, dan kebijakan pimpinan sekolah
b.Mengidentifikasi karakteristik siswa dan kebutuhannya terhadap layanan bimbingan dan konseling. Hasil identifikasi menjadi masukan bagi perancangan program bimbingan dan konseling.
2. Perancangan
Perancangan program bimbingan dan konseling dengan menetapkan elemen dan komponen program bimbingan dan konseling perkembangan yang komprehensif terdiri dari :
a. Rasionel ;
Pada bagian rasionel, konselor mengemukakan ;
1. Dasar pemikiran tentang pentingnya program bimbingan dan konseling dalam keseluruhan program pendidikan di sekolah
2. Alasan-alasan pentingnya individu mencapai penguasaan kompetensi sebagaimana yang dihasilkan program bimbingan dan konseling
3.Kesimpulan hasil analisis kebutuhan individu dan lingkungannya serta dukungan teori terkini dan kecenderungan profesi terhadap program dan rancangannya
4.Dan hal-hal lain yang dianggap relevan 
3. Rencana Operasional (action Plan)
Rencana kegiatan (action plan) diperlukan untuk menjamin pelaksanaan program bimbingan dan konseling dapat dilakukan secara efektif dan efisien. Rencana kegiatan adalah uraian detail dari program yang menggambarkan isi komponen program, baik kegiatan disekolah maupun diluar sekolah, untuk memfasilitasi individu mencapai tugas perkembangan tertentu.
Rencana operasional tersebut akan terwujud dengan melakukan aktifitas sebagai berikut;
1.Menetapkan aktifitas layanan bimbingan dan konseling yang didasarkan pada tujuan yang diharapkan dicapai individu
2.Menetapkan strategi pelayanan untuk membantu individu mencapai tujuan bimbingan yang diharapkan
3.Menetapkan alokasi waktu, biaya dan sarana prasarana yang diperlukan dalam menunjang pelaksanaan layanan bimbingan konseling
4.Menetapkan pelaksana layanan bimbingan dalam upaya membantu siswa menguasai kompetensi yang diharapkan dicapai
5.Menetapkan prosedur dan kriteria evaluasi keberhasilan pelayanan bimbingan dan konseling
6.Menyusun rancangan kegiatan bimbingan dan konseling dalam bentuk matrik atau lainnya sebagai program layanan bimbingan dan konseling selama satu tahun atau satu semester atau satu minggu atau satu hari. Rancangan tersebut sebagai program tahunan, program semester, program mingguan, program harian.
7.Menuliskan rancangan program bimbingan dan konseling yang telah ditetapkan dan kemudian mengirimkan rancangan program bimbingan dan konseling tersebut kepada pihak-pihak yang berkepentingan untuk memperoleh masukan dan partisipasi mereka dalam pelaksanaannya
Semoga Bermanfaat untuk adik Tingkatku, yang mengontrak mata kuliah ini..semangat ya


makalah bk membangun karakter siswa



BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem PendidikanNasional, pendidikan diartikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Maka pendidikan di Indonesia ini tidak hanya memprioritaskan perkembangan aspek kognitif atau pengetahuan pesertadidik, namun juga tetapi perkembangan individu sebagai pribadi yang unik secara utuh. Oleh karena setiap satuan pendidikan harus memberikan layanan yang dapat memfasilitasi perkembangan pribadi siswa secara optimal berupa bimbingan dan konseling. Pemahaman mengenai apa dan bagaimana layanan bimbingan disekolah mutlak diperlukan oleh pengawas. Hal ini merupakan bagian dari kompetensi supervisi manajerial yang harus dilakukannya terhadap setiap sekolah yang berada dalam lingkup binaannya.Pendidikan sebagai salah satu bentuk lingkungan bertanggung jawab dalam memberikan asuhan terhadap proses perkembangan individu. Bimbingan dan konseling akan merupakan bantuan individu di dalam memperoleh penyesuaian diri sesuai dengan tingkat perkembangannya. Dalam konsepsi tentang tugas perkembangan (developmental task) dikatakan bahwa setiap periode tertentu terdapat sejumlah tugas-tugas perkembangan yang harus diselesaikan.

1.2. Rumusan Masalah
·         Bagaimana landasan dasar organisasi bimbingan konseling di sekolah ?
·         Bagaimana peranan bimbingan konseling di sekolah ?
·         Bagaimana  program bimbingan konseling di sekolah ?
·         Bagaimana Peranan Bimbingan dan Konseling dalam Mengembangkan Karakter Siswa ?

1.3. Tujuan
·         Dapat mengetahui bagaimana landasan dasar organisasi bimbingan konseling di sekolah
·         Dapat mengetahui  peranan bimbingan konseling di sekolah
·         Dapat mengetahui program bimbingan konseling di sekolah
·         Dapat mengetahui Bagaimana Peranan Bimbingan dan Konseling dalam Mengembangkan Karakter Siswa

BAB II
PEMBAHASAN

2.1Landasan Dasar Perlunya Organisasi Bimbingan Konseling di Sekolah
Organisasi bimbingan dan konseling disekolah mutlak diperlukan, karena:
1.       Pelayanan bimbingan adalah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari keseluruhan program pendidikan. Ini berarti bahwa seluruh staf sekolah baik kepala sekolah, guru, Sali kelas, maupun staf admnistrasi sekolah perlu melibatkan diri dalam usaha layanan bimbingan.
2.      Pembinaan bimbingan dan konseling di sekolah ada pada kepala sekolah sebagai administrator sekolah yang memegang peranan kunci.
3.      Tanggung jawab langsung dalam melaksanakan layanan bimbingan konseling di sekolah hendaknya dilimpahkan kepada staf yang berwenang yang memilikii persyaratan tertentu baik dalam segi pendidikan formal, sifat, sikap dan kepribadian, ketrampilan dan pengalaman serta waktu yang cukup untuk melaksanakan tugas.
4.      Program bimbingan merupakan suatu bentuk kegiattan yang cukup luas bidang geraknya.
5.      Program layanan bimbingan di seklah hendaknya perlu di evaluasi untuk mengertahui efektivitas dan efisiensi program.
6.      Petugas-petugas yang diserah tanggung jawab bimbingan yang bersifat khusus, seperti kegiatan konseling hendaknya ditangani oleh petugas yang professional da berkompeten mengerjakan tugas tersebut.
7.      Petugas-petugas bimbingan dan seluruh staf pelaksanan bimbingan mutlak perlu diberikan latihan dalam jabatan. Sebagai suatu alat untuk memperbaiki pelayanan bimbingan di sekolah.

2.2. Peranan Bimbingan Konseling Di Sekolah
Pelayanan bimbingan dan konseling dalam jalur pendidikan formal telah dipetakan secara tepat dalam kurikulum 1975, meskipun pada waktu itu dinamakan layanan bimbingan dan penyuluhan pendidikan.
Akan tetapi, dalam Permen Diknas No. 22/2006 tentang setandar isi, Pelayanan bimbingan dan konseling diletakkan sebagai bagian dari kurikulum yang isinya dipilah menjadi Kelompok Mata pelajaran, Muatan lokal, Materi Pengembangan diri, yang harus disiapkan oleh bagian bimbingan dan konseling.
Dalam sistem pendidikan Indonesia, konselor disekolah menengah mendapat peran dan posisi yang jelas. Peran bimbingan dan konseling, siswa yang bagai salah satu student support services, adalah men-suport perkembangan-perkembangan aspek pribadi, sosial, kareir, dan akademik peserta didik, melalui pengembangan menu program 1 bimbingan dan konseling pembantuan kepada peserta didik dalam individual student planning, pemberian layanan responsive, dan pengembangan sistim support. Pada jenjang ini, bimbingan dan konseling menjalankan semua fungsinya.
Dasar penyelenggaraan bimbingan dan konseling disekolah, bukan smata-mata terletak pada ada atau tidak adanya landasan hukum (perundang-undangan) atau ketentuan dari atas, namun yang lebih penting adalah menyangkut upaya memfasilitasi peserta didik yang selanjutnya disebut konseli, agar mampu mengembangkan potensi dirinya atau mencapai tugas-tugas perkembangannya, menyangkut aspak fisik, emosi, intelektual, sosial, dan moral spiritual.
Dalam keterlaksanaan dan keberhasilan layanan bimbingan dan konseling tetap mengacu kepada 12 Asas yang ada, diantara kedua belas asas tersebut adalah :
1. Asas Kerahasiaan
Yaitu asas bimbingan dan konseling yang menuntut dirahasikannya segenap data dan keterangan tentang konseli yang menjadi sasaran pelayanan, yaitu data atau keterangan tentang konseli yang menjadi sasaran pelayanan, yaitu data atau keterangan yang tidak boleh dan tidak layak diketahui oleh orang lain. Dalam hal ini guru pembimbing berkewajiban penuh memelihara dan menjaga semua data keterangan itu sehingga kerahasiaan betul-betul terjamin.
2. Asas Kesukarelaan
Yaitu asas bimbingan dan konseling menghendaki adanya kesukaan dan kerelaan konseli mengikuti/menjalani pelayanan/kegiatan yang diperlukan baginya. Alam hal ini guru pembimbing berkewajiban membina dan mengembangkan kesukarelaan tersebut.
3. Asas Keterbukaan
Yaitu asas bimbingan dan konselingyang menghendaki agar konseli yang mennjadi sasaran pelayanan/kegiatan bersifat terbuka dan tidak pura-pura, baik di dalam memberikan keterangan tentang dirinya sendiri maupun dalam menerima berbagai informasi dan materi dari luar yang berguna bagi pengembangan dirinya. Dalam hal ini guru pembimbing berkewajiban mengembangkan keterbukaan konseli, keterbuakaan ini amat terkait pada terselengaranya asas kerahasiaan dan asas kesukarelaan pada diri konseli yang menjadi sasaran pelayanan dan kegiatan. Agar konseli dapat terbuka, guru pembimbing terlebih dahulu harus bersikap terbuka dan tidak berpura-pura.
4. Asas Kegiatan
Yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar konseli yang menjadi sasaran pelayanan berpartisipasi secara aktif didalam penyelengaraan pelayanan kegiatan bimbingan. Ddalam hal ini guru pembimbing perlu mendorong konseli untuk aktif dalam setiap pelayanan/kegiatan bimbingan dan konseling yang diperuntukan baginya.
5. Asas Kemandirian
Yaitu asas bimbingan dan konseling yang menunjuk pada tujuan umum bimbingan dan konseling, yakni konseli sebagai sasaran pelayanan bimbingan dan konseling diharapkan menjadi konseli-konseli yang mandiri dengan ciri-ciri mengenal dan menerima diri sendiri dan lingkungannya, mampu mengambil keputusan, mengarahkan serta mewujudkan diri sendiri. Guru pembimbing hendaknya mampu mengarahkan segenap pelayanan bimbingan dan konseling yang diselengarakannya bagi berkembangnya kemandirian konseli.
6. Asas Kekinian
Yaitu asas bimbingan dan konselingyang menghendaki agar obyek sasaran bimbingan dan konseling ialah permasalahan konseli dalam kondisinya sekarang. Pelayanan yang berkenaan dengan, ” Masa depan atau kondisi masa lampaupun” dilihat dampak dan atau kaitannya dengan kondisi yang ada dan apa yang diperbuat sekarang.
7. Asas Kedinamisan
Yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar isi pelayanan terhadap sasaran pelayanan yang sama hendaknya selalu bergerak maju, tidak monoton, dan terus berkembang serta berkelanjutan sesuai dengan kebutuhan dan tahap perkembangan dari waktu-kewaktu.
8. Asas Keterpaduan
Yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar berbagai pelayanan dan kegiatan bimbingan dan konseling, baik yang dilakukan oleh guru pembimbing maupun oleh pihak lain, saling menunjang, harmonis, dan terpadu. Untuk ini kerjasama antara guru pembimbing dan pihak-pihak yang berperan dalam penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling perlu terus dikembangkan. Koordinasi segenap pelayanan/kegiatan bimbingan dan konseling itu harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.
9. Asas Keharmonisan
Yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar segenap pelayanan dan kegiatan bimbingan dan konseling didasarkan pada dan tidak boleh bertentangan nilai dan norma yang ada, yaitu nilai dan norma agama, hukum dan peraturan, adat istiadat, ilmu pengetahuan dan kebiasaan yang berlaku.
10. Asas Keahlian
Yaitu asas bimbingan dan konseling yang diselengarakan atas dasar kaidah-kaidah profisional. Dalam hal ini, para pelaksana pelayanan dan kegiatan bimbingan dan konseling hendaklah tenaga yang benar-benar ahli dalam bidang bimbingan dan konseling.
11. Asas Alih Tangan Kasus
Yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar pihak-pihak yang tidak mampu menyelengarakan pelayanan bimbingan dan konseling secara tepet dan tuntasatas suatu permasalahan konseli secara tepat dan tuntas atas suatu permasalahan konseli mengalihtangankan permasalahan itu kepada pihak yang lebih ahli. Guru pembimbing dapat menerima ahli tangan kasus dari orangtua, guru lainnya, atau ahli lain, dan demikian pula guru pembimbing dapat mengalihtangankan kasus kepada guru mata pelajaran dan lain-lain
12. Asas Tut Wuri Handayani
Yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar guru pembimbing mampu memberikan motivasi dalam meningkatkan prestasi belajarnya bagi konseli yang menjadi sasaran pelayanan, yaitu dari belakang seorang guru pembimbing bekerjasama dengan guru lain harus bisa memberikan dorongan dan arahan, wawasan tentang dirinya, terutama yang berkaitan dengan orientasi masa depannya dan kariernya.

      2.3. Program Bimbingan Konseling di Sekolah
Program Bimbingan Konseling Di Sekolah disusun berdasarkan kebutuhan peserta didik (need assessment). Dengan substansi program layanan mencakup empat bidang:
 1. jenis layanan dan kegiatan pendukung
 2. format kegiatan
 3. sasaran pelayanan
 4. volume / beban tugas konselor.
Program Bimbingan Konseling pada masing-masing satuan sekolah / madrasah dikelola dengan memperhatikan keseimbangan dan kesinambungan program antar kelas dan antar jenjang kelas, dan mensinkronisasikan Program Bimbingan Konseling dengan kegiatan pembelajaran mata pelajaran dan kegiatan ekstra kulikuler, serta mengefektifitaskan dan mengefisiensikan penggunaan fasilitas sekolah / madrasah. Dilihat dari jenisnya, Program Bimbingan Konseling terdiri dari 5 (lima) jenis program, yaitu :
1.    Program Tahunan, yaitu Program Pelayanan Bimbingan Konseling meliputi seluruh kegiatan selama satu tahun untuk masing-masing kelas di sekolah / madrasah.
2.    Program Semesteran, yaitu Program Pelayanan Bimbingan Konseling meliputi seluruh kegiatan selama satu semester yang merupakan jabaran program tahunan.
3.    Program Bulanan, yaitu Program Pelayanan Bimbingan Konseling meliputi seluruh kegiatan selama satu bulan yang merupakan jabaran program semesteran.
4.    Program Mingguan, yaitu Program Pelayanan Bimbingan Konseling yang meliputi seluruh kegiatan selama satu minggu yang merupakan jabaran program mingguan.
5.    Program Harian, yaitu Program Pelayanan Bimbingan Konseling yang dilaksanakan pada hari-hari tertentu dalam satu minggu. Program harian merupakan jabaran dari program mingguan dalam bentuk satuan layanan dan atau satuan kegitan pendukung Bimbingan Konseling Di Sekolah.

2.4. Peranan Bimbingan dan Konseling dalam Mengembangkan Karakter Siswa
                Pembangunan karakter bangsa adalah upaya sadar untuk memperbaiki, meningkatkan seluruh perilaku yang mencakup adat istiadat, nilai-nilai, potensi, kemampuan, bakat dan pikiran bangsa Indonesia. Untuk membangun karakter bangsa, haruslah diawali dari lingkup yang terkecil. Khususnya di sekolah, ada baiknya kita menganalogikan proses pembelajaran di sekolah dengan proses kehidupan bangsa. Upaya mewujudkan nilai-nilai tersebut di atas dapat dilaksanakan melalui pembelajaran. Tentu saja pembelajaran yang dapat mengadopsi semua nilai-nilai karakter bangsa yang akan dibangun.
             Pembentukan karakter merupakan salah satu tujuan pendidikan nasional. Pasal I UU Sisdiknas tahun 2003 menyatakan bahwa di antara tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik untuk memiliki kecerdasan, kepribadian dan akhlak mulia.
    Pesan dari UU Sisdiknas tahun 2003 bertujuan agar pendidikan  tidak hanya membentuk insan manusia yang pintar namun  juga berkepribadian, sehingga nantianya akan lahir generasi muda yang tumbuh dan berkembang denagan kepribadian yang bernafaskan nilai-nilai luhur agama dan pancasila.
            Sekolah mulai dari taman kanak-kanak sampai dengan perguruan tinggi memiliki peran yang central dalam mengembangkan dan menanamkan nilai-nilai karakter. Semua masyarakat sepakat tentang pentingnya karakter dalam kehidupan, tetapi jauh lebih penting bagaimana menyusun dan mengatur secara sistematis sehingga anak-anak dapat lebih berkarakter dalam kehidupan.
Selama ini bimbingan karakter sudah ada di sekolah seperti bimbingan konseling, tetapi itu bervariasi. Di sekolah guru BP tidak bisa meraih semua karena dalam kenyataanya guru BP hanya membimbing siswa yang terkena masalah dan siswa yang lain seolah terbebas dari masalah, Keberadaan guru BP sendiri kadang dirangkap oleh guru mata pelajaran. Akhirnya, konsep pendidikan karakter di sekolah tidak pernah bisa optimal.
Menurut Dr. Anita Lie, Peraih gelar Doktor Bidang Kurikulum dan Pengajaran dari Baylor University, Texas, Amerika Serikat, mengatakan  bahwa pendidikan karakter sebaiknya tidak dikotomikan macam-macam. Dia katakana konsep pendidikan tersebut harus diintegrasikan ke dalam kurikulum. Anita mengatakan, untuk menerapkan pendidikan karakter seluruh sekolah harus memiliki kesepakatan tentang nilai-nilai karakter yang akan dikembangkan di sekolahnya. Unsur-unsur pengembangan karakter itu pun harus diintegrasikan di
semua mata pelajaran. Materi pembelajaran yang berkaitan dengan norma atau nilai-nilai pada setiap mata pelajaran perlu dikembangkan, dieksplisitkan, dikaitkan dengan konteks kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, pembelajaran nilai-nilai karakter tidak hanya pada tataran kognitif, tetapi menyentuh pada internalisasi, dan pengamalan nyata dalam kehidupan peserta didik sehari-hari di masyarakat.
             Kegiatan ekstra kurikuler dalam sekolah yang selama ini diselenggarakan sekolah merupakan salah satu media yang baik untuk pembinaan karakter peserta didik. Kegiatan ekstra kurikuler merupakan kegiatan pendidikan di luar jam mata pelajaran, kegiatan ini berfungsi untuk membantu pengembangan peserta didik sesuai dengan potensi, bakat, dan minat peserta didik melalui kegiatan yang secara khusus diselenggarakan oleh pendidik di sekolah. Melalui kegiatan ekstra kurikuler diharapkan dapat mengembangkan komponen-komponen karakter yang harus dimiliki oleh peserta didik sperti rasa tanggung jawab sosial, serta potensi dan prestasi.
            Menurut Mochtar Buchori (2007), pendidikan karakter seharusnya membawa peserta didik ke pengenalan nilai secara kognitif, penghayatan nilai secara afektif, dan akhirnya ke pengamalan nilai secara nyata. Pendidikan karakter bertujuan untuk meningkatkan mutu penyelenggaraan dan hasil pendidikan di sekolah yang mengarah pada pencapaian pembentukan karakter dan akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu, dan seimbang, sesuai standar kompetensi lulusan. Melalui pendidikan karakter diharapkan peserta didik mampu secara mandiri meningkatkan dan menggunakan pengetahuannya, mengkaji dan menginternalisasi serta mempersonalisasi nilai-nilai karakter dan akhlak mulia sehingga terwujud dalam perilaku sehari-hari.
Pada saat ini di lingkungan kemendiknas sendiri, pedidikan karakter menjadi fokus pendidikan diseluruh jenjang pendidikan yang dibinanya. Tidak kecuali di pendidikan tinggi. Selain menjadi bagian dari proses pembentukan akhlak anak bangsa, pendidikan karakter ini pun diharapkan mampu menjadi pondasi utama dalam mensukseskan Indonesia Emas 2025. Semoga pendidikan karakter yang telah dicanangkan oleh kemendiknas tidak dijadikan sebagai ajang proyek semata, tetapi lebih kepada sikap konkret dengan dasar nurani untuk memperbaiki karakter bangsa.








BAB III
PENUTUP

3.1. Simpulan
Bimbingan konseling sangat lah penting Dalam sistem pendidikan Indonesia, konselor disekolah menengah mendapat peran dan posisi yang jelas. Peran bimbingan dan konseling, siswa yang bagai salah satu student support services, adalah men-suport perkembangan-perkembangan aspek pribadi, sosial, kareir, dan akademik peserta didik, melalui pengembangan menu program 1 bimbingan dan konseling pembantuan kepada peserta didik dalam individual student planning, pemberian layanan responsive, dan pengembangan sistim support. Pada jenjang ini, bimbingan dan konseling menjalankan semua fungsinya.
Dalam keterlaksanaan dan keberhasilan layanan bimbingan dan konseling tetap mengacu kepada 12 Asas yang ada, diantara kedua belas asas tersebut adalah Asas KerahasiaanAsas KesukarelaanAsas KeterbukaanAsas KegiatanAsas KemandirianAsas KekinianAsas KedinamisanAsas KeterpaduanAsas KeharmonisanAsas Keahlian,Asas Alih Tangan KasusAsas Tut Wuri Handayani
Dilihat dari jenisnya, Program Bimbingan Konseling terdiri dari 5 (lima) jenis program:Program TahunanProgram Semesteran,Program Bulanan,Program Mingguan Program Harian.

3.2  Saran
Semoga dengan adanya bimbingan dan konseling siswa dapatterencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritualkeagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan akhlak mulia, sertaketerampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Jadikan lah guru bimbingan konseling d sekolah di jadikan tempat curhat, tempat pemecahan masalah, tempat melepas beban entah itu beban moral, mental dan masalah dalam proses pembelajaran, jangan sampai menganggap bimbingan dan konseling di sekolah menjadi tempat yang tidak siswa senangi dengan image yang menakutkan.
DAFTAR PUSTAKA
Depdiknas.2008. Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Bahan Belajar Mandiri Musyawarah         Kerja Pengawas Sekolah), Jakarta: Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Ridwan. 1998. Penangan Efektif Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Penangan Efektif Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Sukardi, Dewa Ketut. Organisasi dan Administrasi Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Surabaya: Usaha Nasional
Sofyan S. Willis. 2004. Konseling Individual; Teori dan Praktek. Bandung : Alfabeta