Kamis, 16 Mei 2013


Lembaga Bimbingan Konseling DAN BAGI ANAK berkebutuhan KHUSUS

KEBUTUHAN lembaga Bimbingan Konseling DAN BAGI ANAK berkebutuhan KHUSUS

A. PENDAHULUAN
Berdasarkan sejarah perkembangan pandangan 'masyarakat terhadap Anak-Anak berkebutuhan KHUSUS (ABK) Maka dapat dicatat bahwa kebutuhan Anak-Anak berkebutuhan KHUSUS Dan keluarganya Masih BANYAK Yang terabaikan selama bertahun-years hingga SAAT inisial.Sejarah mencatat bagaimana tanggapan JUGA sebagian Besar 'masyarakat terhadap keberadaan Anak-Anak nihil Dan keluarganya. Sebagian Besar 'masyarakat
Masih ADA Yang menganggap kecacatan atau kelainan Yang disandang Oleh Anak berkebutuhan KHUSUS sebagai kutukan, penyakit menular, gila, Dan Lain-lain. Akibat Bahasa Dari ITU Maka ABK Dan Keluarga ADA Yang dikucilkan Oleh masyarakatnya. Ada diantara ABK SENDIRI Yang menarik Diri tidak mau berbaur Artikel Baru 'masyarakat KARENA merasa cemas Dan terancam.

Kondisi nihil tentunya membawa dampak Langsung maupun tidak Langsung terhadap Tumbuh kembang ABK, bahkan terhadap keluarganya (kedua orangtuanya). Thompson dkk. (2004) menyatakan bahwa pandangan atau Penilain negatif bahasa Dari Lingkungan terhadap ABK Dan keluarganya merupakan tantangan terbesarnya selain kecacatan Yang disandang Oleh ABK ITU SENDIRI Dan dampaknya dapat dirasakan Langsung Oleh Yang bersangkutan beserta keluarganya. Bahkan Cara Pandang 'masyarakat Yang menjadi stigma negatif Yang berkepanjangan (Rahardja, 2006). Dampak Yang jelas sering ditemui adalah terhadap konsep Diri, Prestasi Belajar, perkembangan fisik, Dan therapy terapi menyimpang. Sebagaimana Yang dinyatakan Oleh Thompson .... (2004) bahwa pandangan negatif 'masyarakat terhadap bahasa Dari kecacatan menyebabkan citra Diri Yang negatif Bahasa Dari ABK.

Sehingga persoalan Yang dihadapi Oleh Anak berkebutuhan KHUSUS menjadi semakin bertumpuk-tumpuk. ABK tidak hanya harus mengatasi hambatan Yang Muncul Bahasa Dari dirinya SENDIRI, AGLOCO harus menghadapi pula berbagai tantangan atau rintangan Yang datangnya Bahasa Dari Lingkungan. Di Satu Sisi, ABK berupaya memenuhi kebutuhannya, sedangkan Lingkungan sering tidak dapat memberikan Peluang * Bagi ABK untuk dapat Tumbuh Berkembang Serta Sesuai Artikel Baru ITU kondisinya. Maka tidak: sedikit ABK tidak mencapai perkembangan yang optimal Yang.

Semakin bertambahnya permasalahan membuat ABK menjadi nama kelompok Yang rentan "terpinggirkan" bahasa Dari Kehidupan sosial, poolitik, sector, Ekonomi, Pendidikan Dan. Seolah-Olah mereka Bukan BAGIAN Bahasa Dari anggota masnyarakat Dan dianggap tidak membutuhkan Hal nihil. Sejatinya, ABK adalah anggota 'masyarakat JUGA, sama-sama makhluk tuhan Yang membutuhkan BANYAK Hal sebagaimana manusia Before agar mampu mengisi kehidupannya secara mandiri Sesuai Artikel Baru kemampuan Dan kebutuhannya.

Berdasarkan keadaan sebagaimana dipaparkan di Atas Maka ABK membutuhkan "Alat" agar dirinya mampu mengatasi hambatan Yang dialaminya Dan mampu Hidup mandiri Sesuai Artikel Baru kemampuan Dan kebutuhannya. Alat ITU diantaranya adalah melalui Pendidikan.Artikel Baru Pendidikan diharapakan ABK memperoleh bekal Hidup Dan mencapai perkembangan Yang optimal. Namun, Artikel Baru menumpukknya berbagai permasalahan Yang dihadapi Oleh ABK, tidaklah CUKUP melalui Pendidikan Artikel Baru Belajar Mengajar proses penelaahan di Kelas B. ABK JUGA butuh layanan Yang mendukung kepada keberhasilan Belajar Dan layanan Yang memandirikan untuk mencapai perkembangan yang optimal Yang. Layanan ITU adalah lembaga Bimbingan Dan konseling.

Kebutuhan layanan lembaga Bimbingan Dan konseling Suami ternyata tidak hanya dibutuhkan Oleh ABK TAPI JUGA Oleh orangutan tuanya Serta Hal-Hal Lain Yang diluar jangkauan (di luar jangkauan) kemampuan Dan kewenangan guru. * Menurut Thompson dkk (2004) setiap orangutan Tua ABK ITU Akan memiliki permasalahan psikologis akibat Bahasa Dari kondisi anaknya. Permasalahan ITU berupa cemas, Takut, stres, merasa bersalah, atas perlindungan, dll. Sehingga orangtua pun membutuhkan layanan konseling.


B. MASALAH
Berdasarkan pemaparan di Atas Maka jelas ADA persoalan-persoalan Yang membutuhkan layanan lembaga Bimbingan Dan konseling. Maka permasalahan Yang Akan dibahas adalah bagaimanakah kebutuhan lembaga Bimbingan Dan konseling * Bagi Anak berkebutuhan KHUSUS?

C. lembaga Bimbingan Konseling DAN BAGI ANAK berkebutuhan KHUSUS

1. Lembaga Bimbingan Konseling Dan Sebagai Layanan
Dan lembaga Bimbingan konseling sebagai layanan sedikitnya memerlukan 4 pendekatan (pendekatan krisis, perbaikan, pencegahan, Dan perkembangan). Pendekatan perkembangan dipandang pendekatan Yang komprehensif sehingga disebut pendekatan komprehensif.

Sebagai layanan Yang memiliki pendekatan komprehensif Maka Yang ADA beberapa Komponen di dalamnya, yaitu: asumsi Ditempatkan Dan kebutuhan Ditempatkan, Teori lembaga Bimbingan perkembangan, Kurikulum Dan tujuan lembaga Bimbingan perkembangan,-Prinsip lembaga Bimbingan perkembangan, Program lembaga Bimbingan Dan konseling, Serta kebutuhan acuan yuridis dan model yang pendidikan nasional untuk memperoleh standar layanan JUGA untuk * Melindungi layanan lembaga Bimbingan Dan konseling sebagai Profesi.

Sebagai Profesi (konselor) Maka dibutuhkan Aturan-aturan Dan penatalaksanaan layanan agar tidak tumpang tindih Artikel Baru Profesi Lain terutama Artikel Baru Profesi guru. Untuk ITU Perlu adanya penataan Pendidikan profesional konselor Dan layanan lembaga Bimbingan Dan konseling Dalam, jalur Pendidikan formal.

Kebutuhan konselor di Sekolah Luar Biasa (SLB) idealnya adalah ADA di setiap SLB. TAPI ADA minimalnya Satu konselor Dalam, Satu gugus SLB. Keberadaan konselor diharapkan mampu mengatasi permasalahan diluar kemampuan Dan kewenangan guru, misalnya melakukan layanan lembaga Bimbingan Dan konseling kepada orangutan Tua ABK.

2. Kebutuhan Anak berkebutuhan KHUSUS
FUNDS dasarnya kebutuhan Anak berkebutuhan KHUSUS sama Artikel Baru Anak-Anak Lain FUNDS umumnya (kebutuhan jasmani Dan Rohani). TAPI ADA Hal-Hal Yang KHUSUS membutuhkan penanganan KHUSUS, biasanya berkaitan Artikel Baru kelainan atau kecacatan Yang disandangnya. Di Dalam, prosesnya dapat berupa Pendidikan, Pembelajaran Yang mendidik Dan memandirikan, Terapi, layanan lembaga Bimbingan Dan konseling, layanan Medis, dll.

Penanganan ITU tentunya dilakukan Oleh Profesi Yang Sesuai Artikel Baru bidangnya. Artinya Akan BANYAK Ahli Yang terlibat Dalam, Rangka memenuhi kebutuhan ABK ITU. Sehingga dikenal Artikel Baru pendekatan melibatkan berbagai disiplin ilmu. Para Ahli Bahasa Dari berbagai Kepemilikan Modal berkolaborasi memberikan layanan terbaik untuk memenuhi Yang kebutuhan ABK agar berkembangan secara optimal.


3. Kebutuhan lembaga Bimbingan Konseling Dan * Bagi Anak berkebutuhan KHUSUS
Mengenai kebutuhan layanan lembaga Bimbingan Dan konseling inisial, Thompson dkk (2004) menuliskan gari besarnya sebagai berikut:

a. Anak harus Mengenal dirinya SENDIRI
b. Menemukan kebutuhan ABK Yang Spesifik Sesuai Artikel Baru kelainannya. Kebutuhan Suami Muncul menyertai kelainannya.
c. Menemukan konsep Diri
d. Memfasilitasi penyeusaian Diri terhadap kelainan / kecacatanya
e. Berkoordinasi Artikel Baru Ahli Lain
f. Melakukan konseling terhadap Keluarga ABK
g. Membantu perkembangan ABK agar Berkembang efektif, memiliki keterampilan Hidup mandiri
h. Membuka Peluang usaha atau kegiatan Rekreasi Dan mengembangkan hobi
i. Mengembangkan keterampilan personal Dan sosial
j. Besama-sama merancang perencanaan Pendidikan formal, Pendidikan tambahan, Dan PERALATAN Yang dibutuhkan


D. PENUTUP
Kebutuhan ABK Dan keluarganya telah BANYAK terabaikan selama sekian years. Stereotip Dan therapy terapi Bahasa Dari 'masyarakat harus berubah Dalam, menghadapi kecacatan. Anak-Anak berkebutuhan KHUSUS dapat Belajar, menik mati Hidup, mampu mandiri, produktif, Dan Berkembang Sesuai potensinya, tentu melalui berbagai layanan, diantaranya melalui layanan lembaga Bimbingan Dan konseling.

Anak-Anak berkebutuhan KHUSUS adalah individu Yang Unik. Mereka JUGA mempunyai hak untuk Tumbuh Dan Berkembang sebagaimana Anak-Anak Before Dan memiliki kebutuhan Ditempatkan Yang sama. Suami merupakan tantangan * Bagi para konselor untuk berkolaborasi memenuhi kebutuhan-kebutuhan ITU.


E. PT KALBE PUSTAKA

ABKIN (2007). Naskah Akademik: Penataan Pendidikan Profesional Konselor Dan Layanan lembaga Bimbingan Konseling Dalam, Dan Jalur Pendidikan Formal. Jakarta: Dirjen Dikti Depdiknas.

Mohammad Rofiul (2010). Landasan Filosofis lembaga Bimbingan. TERSEDIA di: http://mohamadrofiul.blogspot.com/2010/05/makalah. [Secara online]: 3 Oktober 2010.
Rahardja, Djadja. (2006) Pengantar Pendidikan Luar Biasa, Criced Universitas Tsukuba, jepang
Sunaryo Kartadinata (...) Review pada Filsafat, Teori, Praktek Bimbingan dan Konseling Pembangunan.. tersedian di: Alamat: file.upi.edu: FIP: PPB: Sunaryo Kartadinata. [Secara online]: 29 September 2010.
 Thompson, C., Rudolph, L., Dan Henderson, D. (2004). Konseling Anak: keenam ed. Amerika Serikat: Brooks / Cole Perusahaan.

1 komentar: